Invertebrata/Avertebrata adalah kelompok
hewan yang tidak memiliki tulang belakang dengan anggota Protozoa,
Porifera atau hewan berpori, Coelenterata atau hewan berongga,
Platyhelminthes/cacing pipih, Nemathelminthes/cacing gilik,
Annelida/cacing gelang, Mollusca/hewan lunak, Arthropoda/hewan
beruas-ruas, Echinodermata/hewan berkulit duri.
PROTOZOA
Tubuh
terdiri satu sel, ukuran 3-1000 mikron, eukariotik, habitat ditempat
yang basah, sebagai zooplankton di perairan, protozoa hidup soliter atau
berkoloni. Protozoa dibagi menjadi empat kelompok yaitu
Rhizopoda/sarcina, Flagellata atau Mastigophora, Ciliata, dan Sporozoa.
Rhizopoda (Sarcina)
Contoh
Rhizopoda antara lain Amoeba, Arcella, Foraminifera, Difflugia,
Radiolaria. Amoeba mempunyai pseudopodum (kaki semu) sebagai alat
gerak, bentuk tidak tetap, membran sel sangat tipis dan bersifat elastis
disebut plasmolema, vakuola makanan untuk mencerna makanan, vakuola
kontraktil untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dan osmoregulasi.
Amoeba mengambil makanan dengan fagositosis, reproduksi dengan vegetatif
yaitu membelah diri. Habitat amoeba ada dua jenis ektoameba dan
entameba. Ektoameba di luar tubuh contohnya Amoeba proteus, entameba di
dalam tubuh. Entameba ada tiga yaitu entameba gingivalis di dalam mulut,
entameba coli diare di dalam usus besar, entameba histolytica disentri
di dalam usus halus.
Arcella kerangka luar tersusun dari zat
kitin. Foraminifera terdiri dari silika/zat kapur, fosilnya sebagai
petunjuk dalam pencarian sumber minyak bumi, genus yang terkenal yaitu
Globigerina. Difflugia kerangka luar mengeluarkan selaput lendir dan
menyebabkan adanya butir-butir pasir halus dan benda lain dapat melekat.
Radiolaria banyak duri dari zat kitin dan stronsium sulfat yang akan
mengendap di dalam perairan membentuk endapan disebut lumpur radiolaria,
sebagai bahan penggosok, bahan dinamit/peledak. Contoh Acanthometron
dan Collospaera.
Flagellata (Matigophora)
Habitat di air
tawar, air laut dan ada juga yang parasit di dalam tubuh manusia
(hewan). Flagellata dibagi menjadi dua yaitu Fitoflagellata dan
Zooflagellata. Fitoflagellata dapat melakukan fotosintesis dibagi
menjadi tiga berdasarkan sifatnya yaitu halofilik mengubah zat anorganik
menjadi organik (seperti tumbuhan), holozoid mampu memakan zat organik
sebagai makanannya (seperti hewan), saprofitik memanfaatkan organisme
yang telah mati. Fitoflagellata dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
Euglenoida, Dinoflagellata, dan Volvocida. Euglenoida tidak memiliki
kloroplas (astasia), lapisan luar berupa pelikel tersusun oleh
sitoplasma padat mengandung protein, contohnya Euglena viridis
gerakannya disebut euglenoid. Dinoflagellata contohnya Noctiluca
miliaris akan memancarkan sinar/cahaya bila terkena rangsang mekanik
ketika air kena karangn, memiliki 2 flagel yang tidak sama panjangnya.
Volvocida contohnya Volvox globator setiap satu sel memiliki 2 flagel,
ada yang bersifat soliter dan ada yang berkoloni.
Zooflgellata
flagella yang tidak berkloropas dan meyerupai hewan, hidupnya parasit.
Contohnya Trypanosoma dan Leishmania. Trypanosoma bentuk tubuh pipih
panjang seperti daun, hidupnya melekat disel lambung (mengisap darah
manusia, hidup di dalam darah merah/darah putih), memiliki dua bentuk
yaitu berflagel pada fase ekstraseluler, dan tidak berflagel pada fase
intraseluler. Jenis-jenis Trypanosoma yaitu T. lewis pada tukus hospes
perantaranya kutu tikus, T. evansi penyakit sura/malas pada ternak
hospes perantara lalat tabanus, T. brucei penyakit nagono pada ternak
hospes perantaranya lalat tse-tse, T. gabiensi dan T. rhodosiensis
penyakit tidur pada manusia perantaranya lalat tse-tse, T. cruzi
penyakit cagas (anemia pada anak-anak). Leishmania penyakit pada sel
endotelium, pembuluh darah. Endotelium sel epitelium yang melapisi
jantung pembuluh darah dan pembuluh limfa. Jenis-jenis Leishmania ada
tiga yaitu L. donovani penyakit kalaazar perantaranya lalat pitak
(tabanus) ditandai dengan demam dan anemia di Mesir dan India, L.
tropica penyakit kulit di Asia dan Amerika selatan, L. brasilliensis
penyakit kulit di Meksiko dan Amerika Tengah. Infeksi karena Trypanosoma
disebut Trypanosomiasis dan karena Leishmania disebut Leishmaniasis.
Ciliata (Infusoria)
Ciliata
berukuran mikroskopis 3 mm tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
ditandai dengan adanya organ silia (bulu getar untuk mencari makan).
Berbentu asimetris, lepisan luar berupa pelikel, mempunyai dua tipe inti
sel yaitu makronukleus dan mikronukleus, vakuola kontraktil menjaga
keseimbangan air di dalam tubuhnya, memiliki mulut/sitosom. Ada 2 macam
mulut pada ciliata berupa mulut membran berombak/membran yang bergerak
merupakan silia yang menyatu dalam barisan panjang dan mulut membran
yang berupa barisan pendek dari silia yang bersatu membentuk piringan.
Fungsi silia pada mulut menghasilkan aliran makanan dan mendorong
partikel makanan menuju sitofaring. Contohnya Paramecium, Stentor,
Didinium, Vorticella, Stylonichia dan Balantidium coli.
Paramecium
tubuhnya dilapisi pelikel, reproduksi vegetatif dengan membelah diri
jika tidak mampu dengan konjugasi dan generatif. Stentor bentuk seperti
terompet dan menetap. Didinium predator ekosistem perairan pemangsa
Paramecium. Vorticella bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan
bentuk lurus atau spiral dilengkapi dengan silia. Stylonichia seperti
siput silianya berkelompok banyak ditemukan pada permukaan daun yang
terendam air. Balantidium coli hidup di kolon manusia dan dapat
menimbulkan balantidiosis (gangguan pada perut).
Sporozoa
Reproduksi
secara vegetatif terjadi pada tubuh si penderita malaria yang disebut
skizogoni, sporogoni terjadi pada tubuh nyamuk. Hidupnya parasit pada
sel darah, tidak memiliki alat gerak (mengikuti aliran darah). Contohnya
Plasmodium. Jenis-jenis Plasmodium: P. falciparum penyakit malaria
tropika, P. Vivax penyakit malaria tertina, P. malariae penyakit malaria
kuartana, P. ovale penyakit limpa.
Siklus hidup Plasmodium sebagai berikut :
Bila
nyamuk Anopheles menghisap darah mengeluarkan zat anti pembekuan darah
untuk menjaga agar darah korban tidak membeku (zat antikoagulan).
Mengeluarkan sporozoit dari mulut nyamuk dan masuk kedalam luka gigitan
ditubuh korban. Sporozoit masuk di dalam sel-sel parenkima hati fasenya
eksoeritrositair (selama 3 hari). Sporozoit keluar menyerang sel-sel
darah dan memasukinya. Tropozoit (di dalam sel-sel darah merah) fasenya
erisoeritair. Tropozoit membelah menjadi merozoid disebut skizogoni.
Merozoid pecah membentuk gametosit. Gametosit menjadi gamet jantan dan
betina disebut gamogoni, terjadi fertilisasi menjadi zigot, zigot
menjadi ookinet (gelembung yang berbentuk seperti cacing). Ookinet
menerobos dinding usus dan perut nyamuk, ookinet menjadi oosista.
Oosista menjadi sporozoit yang secara sporogoni dan sporozoid menjadi
kelenjar liur nyamuk untuk ditularkan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar